Selasa, 07 Juni 2016

KEHAMILAN GANDA

MAKALAH KEHAMILAN GANDA (OBSTETRI)

                                                                               BAB I
                                                                      PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika serikat, jumlah dan frekuensi kehamilan kembar dua dan kembar tiga (triplet) serta kehamilan multi janin lainnya telah meningkat secara tidak terduga selama dua dekade terakhir(kogan dkk,2000; Martin dan Park,1999). Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak 404%. Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya menngkat 6%. Peningkatan luar biasa kehamilan multi janin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat karena para bayi ini lebih kecil kemungkinan nya untuk bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm. Jewell dan Yip(1995) mengumpulkan profil para wanita yang melahirkan multijanin di Amerika Serikat selama tahun 1980an dan mengamati bahwa meningkatnya persalinan multijanin disebabkan oleh penggunaan terapi stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit putih dan berstatus pendidikan tinggi. Gestasi multiple saat ini meliputi 3% diantara semua kehamilan(American College Of Obstetricians and gineconogists, 1998).
B. Tujun Penulisan Makalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengertian dari kehamilan kembar.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penyebab dari kehamilan kembar.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis dari kehamilan kembar.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada ante partum.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada kehamilan.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada persalinan.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan pada post partum.
8. Mhahasiswa mampu mengetahui dan memahami letak dan presentasi janin.
9. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pertumbuhan janin kembar.
10. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengaruh yang terjadi terhadap ibu dan janin.
11. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan diagnosis pada kehamilan kembar.
12. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komplikasi apa yang akan disebabkan oleh kehamilan kembar.
13. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis kehamilan kembar
14. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengaruh yang dialami ibu saat hamil dan bersalin akibat dari janin kembar.
15. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar.
                                                                               BAB II
                                                                  KEHAMILAN GANDA
A. Pengertian Kehamilan Kembar
1. Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.(Marmi,2011)
2. Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu. (Sarwono, 2010)
3. Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)
4. Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih, sejak ditemukannya obat-obat induksi ovulasi dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia. (Delfi, 1998)
5. Kehamilan ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identik,monovuler atau monozigotik) atau fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda (fraternal atau dizigotik). (Benson, 2009)
B. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah
1. Faktor Ras
a. Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang berbeda.
b. Myrianthopoulos (1970), mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
c. Pada kawasan di afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley (1960) dalamsuatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,kehamilan pada orang timur atau oriental tidak begitu sering terjadi.
d. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot.
e. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tinkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2. Factor Keturunan
a. Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
b. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1/58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tetapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1/116 kehamilan.
c. Dalam analisis Burmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (40%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,75) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang diturunkan.
3. Factor umur dan faritas
a. Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi kehamilan ganda akan meningkat.
b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35-40 tahun dengan 4 anak atau lebih.
c. Di Swedia, petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.
d. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan ke-4 sebesar 2,7%.
4. Factor nutrisi
a. Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan BB ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
b. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
5. Factor terapi infertilitas
a. Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadrotopin atau chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda.
b. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%,75% kehamilan sengan dua janin. (Schenker, 1981)
c. Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi terapi human menopause gonadrotopin (hMG).
d. Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi denganh hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadrotopin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karasteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma. (Dickey, 1992)
e. Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
6. Factor assistend reproductive technology (ART)
a. Tekhnik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan elalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus.
b. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan beresiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.
Bangsa, herediter, umur, dan paritas, hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur,juga obat klomoid dan hormone gonatropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan dizigotik. Factor tersebut dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satudan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang lebih dari satu telur, factor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Di perkirakan sebabnya ialah factor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Factor penghambat yang mempengaruhi sigmentasi sebelum blastula terbentuk menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan dizigotik. Bila factor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.
C. Jenis-jenis dari kehamilan ganda
1. Kehamilan kembar monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara dini dan membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.
Cirri-cirinya adalah
a. Jenis kelamin sama
b. Rupanya sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan)
c. Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
d. Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 karion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
e. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam dan insiden kelainan malformasi masih tinggi.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi, sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.
Cirri-cirinya adalah :
a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
b. Persamaan seperti adik kakak
c. Golongan darah tidak sama
d. Cap tangan dan kaki tidak sama
e. Sebagian atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1 plasenta.
D. Tanda Dan Gejala Yang Mengindikasikan Kehamilan Kembar
1. Ukuran uerus, tinggi fundus uterus, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya untu usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester ke 2.
2. Mual dan muntah berat( akibat peningkatan kadar HCG)
3. Riwayat bayi kembar dalam kelurga.
4. Riwayat penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen( clomid) atau menotropins (pergonal).
5. Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/ atau banyak bagian kecil, yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga.
6. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas-jelas berbeda satu sama lain(berbeda lebih dari 10 denyut jantung permenit dan terpisah dari detak jantung ibu).
E. Penatalaksanaan antepartum kehamilan kembar
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar, kita perlu :
1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan dengan segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor predisposisi partus prematurus.
2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari hamil tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu pertumbuhan janin dalam rahim.
3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2 bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk memberikan asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet zatbesi setiap hari.
4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
1. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial jauh meningkat pada wanita dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus mengalami pertambahan sekitar 25 kg (50 pon ), di anjurkan konsumsi energy harus ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari, suplementasi besi 60-100 mg/hari, asam folat 1 mg/hari.
2. Hipertensi ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada janin multiple.
3. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan gestasi tunggal dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alsan tersebut sepanjang trimester 3 biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi serial, pertumbuhan yang memadai dipastikan.ketidaksepadanan ukuran merupakan kekhawatiran utama apabila pertumbuhan salah satu janin terhambat, penilaian volume cairan amnion juga penting karena adanya oligohidramnion mungkin menandakan patologi uteroplasenta dan hal ini seyogyanya mendorong kita segera melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan janin.
4. Pemeriksaan kesehatan janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non stress atau profil bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta kemungkinan kesulitan tekhnis dalam memisahkan janin-janin sewaktu dilakukan pemeriksaan antepartum tampaknya membatasi manfaat metode-metode ini.
5. Velosimetri Doppler
Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai kesejahtraan janin. Meningkatnya resistensi disertai berkurangnya kecepatan diastolic sering menyertai pertumbuhan janin yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan Doppler pada kembar dua dan triplet sama dengan pada janin tunggal dan karenya dapat digunakan dengan cara serupa.
6. Mencegah pelahiran preterm
Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa tekhnik antara lain tirah baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat betamimetik profilaktik, dan cervical cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
7. Terapi tokolitik
Terapi tokolitik pada wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang lebih tinggi di bandingkan kehamilan tunggal,sebagian karena peningkatan volume plasma dan kebutuhan kardiovaskular akan menyebabkan pasien rentan terhadap edema paru setelah mendapat hidrasi dan terapi beta-mimetik.
8. Kortikosteroid untuk pematangan paru janin
Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin multipel . sebagai contoh Turrentine dkk.(1996) tidak menemukan perbedaan hasil akhir neonates antara 21 pasangan kembar yang mendapat terapi kortikosteroid optimal dan 63 pasangan kembar yang tidak mendapat terapi.
9. Prediksi peraslinan preterm
Goldendbreg dkk. (1996) secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial untuk persalinan premature pada 147 kehamilan kembar dan mendapatkan bahwa hanya panjang serviks dan fibronektin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia gestasi 24minggu,panjang serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik akan terjadinya pelahiran sebelum 32 minggu, dan pada 28 mingggu, fibronektin janin yang positif merupakan pretiktor terbaik.
10. Pematangan paru
Berdasarkan pengukuran rasio lesitin-sfingomieli, kematangan paru biasanya berlangsung serentak di antara kembar ( levenu,dkk1984). Selain itu,walaupun rasio ini biasanya besarnya lebih lebih dari 2 setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada kehamilan mutipel rasio tersebut sudah tercapai pada sekitar 32 minggu. Namun , pada sebagian kasus mungkin terjadi kesenjangan fungsi paru yang mencolok, ketika janin yang paling kecil dan paling mengalami stress akan lebih cepat matang.
11. Penatalaksanaan menuggu pada pecah ketuban
Gestasi kembar di sertai ketuban pecah dini di berikan pinatalaksanaan menuggu seperti pada kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993). Membandingkan hasil akhir kehamilan kembar dan tunggal yang mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-36 minggu dan mendapatkan bahwa persalinan terjadi lebih dini pada kehamilan kembar. Secara spesifik, median waktu dari pecahnya ketuban sampai lahir adalah 1,1 hari pada kembar dibandingkan 1,7 hari pada janin tunggal lebih dari 90% bayi dari kedua kelompok lahir dalam 7 hari setelah ketuban pecah.
12. Penundaan lahirnya kembar kedua
Pernah di laporkan kasus-kasus dengan 1 atau lebih janin multipel lahir secara sangat premature, dan karena aktifitas uterus terhenti,kehamilan di biarkan berlanjut sampai lahirnya janin yang lain beberapa hri atau bahkan beberapa minggu kemudian. Trivedi dan gillett (1998) mengkaji literature inggris dan mendapatkan 45 laporan kasus kelahiran asinkron pada gestasi multipel umumnya kelahiran pertama terjadi akibat ketuban pecah dini dan angka kelangsungan hidup bagi para janin ini sanat kecil. Namun, kehamilan kembar atau triplet yang sebagian janinnya bertahan hidup berlanjut rata-rata selama 49 hari pentalaksanan dengan tokolitik,antibiotic, profilaktik,dan pengiktan serviks tanpaknya tidak menghasilkan perbedaan. Apabila di usahakan terjadi kelahiran asinkron, harus dilakukan evaluasi yang cermat atas infeksi, solusio, dan anomali congenital, dan wanita yang bersangkutan di beri penyuluhan mendalam mengenai resiko-resiko ini.
F. Penatalaksanaan dalam persalinan
1. Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus diketahui dengan tepat.
2. Presentasi kepala paling sering terjadi (50% bokong-dari semua kombinasi) diikuti dengan kelahiran kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong, untuk presentasi kepala-kepala persalinan pervaginam diperbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal, frekuensi DJJ harus dipantau terus menerus selama persalinan.
3. Setelah kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang dikeali sebagai kembar A, dan dipotong.
4. Pemeriksaan dalam kemudian dilakukan untuk menilai presentasi dan stasion kembar kedua. Apabila kembar kedua presentasi kepala, persalinan dibiarkan berlanjut, frekuensi DJJ kedua terus dipantau, bila kontraksi rahim tidak efektif oksitosin harus diberikan dalam larutan encer dan persalinan dibiarkan berjalan.
5. Selang waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit, apabila lebih dari 30 enit dapat mengakibatkan insufiensi uteroplasenta yang dapat mengakibatkan menurunnya aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh berkurangnya voleme dalam rahim.
6. Pada presentasi lain,SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera kelahiran dan asfiksia potensial yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang total.
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature disediakan. Golongan darah ibu sudah di tentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan perdarahan post partum lebih besar. Pemakaian sedative perlu dibatasi. Epiosiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi. Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Bila janin dalam letak memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk menghindarkan prolapsus funikulli. Penderita dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian janin masuk dalam panggul, janin kedua turun dengan cepat sampai kedasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui anak pertama. Bila janin kedua dalam letak lintang denyut jantung janin tidak teratur, tetapi prolapsus funikulli atau soluso plasenta, atau bila persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan obstetric karena resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam letak lintang dicoba untuk mengadakan versi luar dan bila tidak berhasil maka segera dilakukan versi ekstraksi tanpa narcosis, pada janin dalam letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi kunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak sungsang. Sectio sesaria dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, prolaps funikulli, plasenta previa. Bila terjadi interloking, bila keadaan tidak bias dilepaskan dilakukan dekapitasi atau SC menurut keadaan janin. Setelah anak ke dua lahir penderita disuntik 10 satuan oksi dan tingginya fundus uteri diawasi, jika ada tanda-tanda pelepasan plasenta maka plasenta dilahirkan, kala IV diawasi secara cermat agar perdarahan post partum dapat diketahui dini dan penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
G. Penatalaksanaan post partum
Terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbkan atonia uteri yang menimbulkan perdarahan dan retensio plasenta. Seseorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai volume darah yang lebih besar dan mendapatkan beban ekstra pada system kardiovaskuler, peregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan kemungkinan preklampisia dan eklampsia.
H. Letak dan presentasi janin
Pada umunya tidak besar dan cairan amnion lebih banyak dari pada biasanya, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran janin pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Yang paling sering ditemukan kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu.
I. Pertumbuhan janin kembar
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari janin tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gr,triplet dibawah 2000 gr,quadruplet dibawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gr, dank arena pembagian sirkulasi darah tidak sama,maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yannng laiinnya.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik
a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat unntuk menghindari pendarahan.
b. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan jadi monstrum,seperti akardiakus,dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal; pada janin yang mendapat darah lebih banyak terjadi hidramnion, polesetimia, edema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidramnion dan mikrokardi, karena kurang mendapat darah.
5. Pada kehamilan kembar dizigotik
a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
b. Janin yang mati bias diresorbsi (pada kehamilan muda), atau pada kehamilan yang agak tua, janin menjadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
J. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika di temukan hal-hal sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat adanya keturunan kembar
b. Menapat pengobatan infertilitas
c. Uterus yang membesar lebih dari 4 cm
d. Gerakan janin yang banyak
2. Pemeriksaan klinis
a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b. Uterus tumuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan ulang
c. Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
d. Banyak bagian kecil yang teraba
e. Teraba tiga bagian besar janin
f. Teraba 2 balotement
g. Terdengar dua DJJ dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih.
3. Pemeriksaan USG
a. Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion.
b. Diagnosis dengan USGsudah dapat ditegakkan padakehamilan 10 minggu.
4. Pemeriksaan X-ray
Sudah jarang dilakukan karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran.
5. Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan :
a. Teraba 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung.
b. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut permenit.
c. Sonogram dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama.
d. Rontgen photo abdomen.
6. Diagnosis Banding
a. Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kelainan kembar atau tidak.
b. Kehamilan dengan mioma uteri atau kista ovary
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar digerakkan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat mmembedakan kedua hal tersebut.
K. Komplikasi
1. Ibu
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Partus prematurus
d. Atonia uteri
e. Perdarahan post partum
2. Bayi
a. Hidramnion
b. Malpresentasi
c. Plasenta previa
d. Abruption plasenta
e. Ketuban pecah dini
f. Prolapsus funikuli
g. Pertumbuhan janin terhambat
h. Kelainan bawaan
i. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
L. Pengaruh terhadap ibu dan janin
1. Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertamah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
d. Karena uterus yang besar,ibu mengeluh sesak nafas,sering miksi,serta terdapat endema dan varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri,perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama lahir.
2. Terhadap janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada gemeli; 50% pada triplet;dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae,maka angka kematian bayi kedua tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin,yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.
M. Prognosis
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidraminon, anemia, pertolongan obstetric opeatif, dan perdarahan postpartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolasps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetric karena kelainan letak janin.
N. Pengaruh yang di alami ibu saat hamil dan bersalin akibat janin kembar
1. Saat hamil
Akibat dari janin kembar ibu saat hamil mengalami keluhan sebagai berikut :
a. Sesak nafas
b. Sering BAK
c. Gerak banyak
d. Edema varises
e. Hiperemesis
f. Saki pinggang
2. Saat bersalin
a. Tenaga ibu lebih terkuras pada janin yang di lahirkan dengan pervaginam (presentasi kepala), cepat lelah, dan bias mengakibatkan dehidrasi
b. Ibu kesulitan dalam memilih posisi yang nyaman
c. Kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar
d. Kemungkinan besar persalinan dengan SC
O. Resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar
1. Anomali janin
2. Keguguran dini
3. Lahir hidup
4. IUGR
5. Plasenta previa
6. Persalinan dan pelahiran preterm
7. Diabetes kehamilan
8. Preeklamsia
9. Malpresentasi
10. Persalinan dengan gangguan
                                                                             BAB III
                                                                          PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu atau lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan dizigotik, adapun factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu factor ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, edema dan varises, hiperemesis, preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu diantisispasi untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga perlu pengawasan yang lebih intensip dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.
B. Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat membantu ibu dalam menghadapi persalinannya kelak, dengan dilakukannya ANC ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan dan komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Selain itu, juga dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu hamil khususnya mahasiswa kebidanan.
SUMBER PUSTAKA
Cunningham, Garry dkk. 2006. Obstetric Williams. Jakarta.EGC
Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina Pustaka sarwono
Schorge, John. 2007. Obstetric dan Gynekologi. Jakarta. Erlangga
Pernoll, L., Martin. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Gynekologi. Jakarta. EGC
Marmi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Nugroho, Taufan. 2012. Obstetric Dan Gynekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta. Nuha Medika
Kurniawati, Desy. 2009. Obstetric Dan gynekologi. Yogyakarta. Tosca Entreprise

Rabu, 01 Juni 2016

PENYAKIT CAMPAK

MAKALAH CAMPAK



MAKALAH CAMPAK
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit infeksi sistem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Morbillivirus seperti halnya paramyxovirus, terbungkus oleh rantai virus RNA negatif. Gejalanya diantaranya demam, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythema maculopapular (wikipedia,diakses 22 November 2013).
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau rubeola. Campak sebagian besar dapat dicagah dengan vaksin, dan dapat menyebabkan kematian pada anak-anak diseluruh dunia (Immunisation Advisory Centre, diakses 18 November 2013)
Campak menyebar melalui pernafasan yaitu cairan yang berasal dari hidung dan mulut penderita, salah satunya terkena langsung atau melalui bersin maupun batuk, tingginya penularan 90% pada orang yang tidak memiliki imunitas (kekebalan). Periode inkubasi rata-rata 14 hari dan infeksi berlangsung sampai 2-5 hari termasuk munculnya ruam (wikipedia,diakses 31 maret 2010).
Pada campak yang menimbulkan kematian, kelainan patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring, dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak (multi nucleated giant cell).
Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya adalah akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga terjadi.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian  campak ?
2.      Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak ?
3.      Bagaimana pencegahan penyakit campak ?
  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian  campak.
2.      Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
3.      Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
  1. Manfaat Penulisan
1.      Bagi Penulis : Supaya kita dapat mengetahui penyakit campak.
2.      Bagi Pembaca
·         Supaya kita dapat mengetahui betapa pentingnya penyakit campak.
·         Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit campak.
3.      Bagi Masyarakat
·         Supaya masyarakat lebih mewaspadai penyakit campak yang cukup berbahaya.
·         Membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan kaidah kesehatan tanpa penyakit.
4.      Bagi Instansi Terkait
·         Supaya pemerintah lebih memperhatikan penyakit campak.
·         Supaya pemerintah dapat menangani masalah penyakit campak.


BAB II
PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa ahli, yaitu  :
1.      Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di tandai  dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
2.      Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,  2000).
3.      Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
  1. GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu :
1.      7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
·         Panas badan
·         Nyeri tenggorokan
·         Hidung meler ( Coryza )
·         Batuk ( Cough )
·         Bercak Koplik
·         Nyeri otot
·         Mata merah ( conjuctivitis )
2.      2-4 hari akan muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik), dan kemerahan di kulit yang terasa agak gatal muncul
3.      3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Kemerahan dikulit ini bisa berbentuk kemerahan yang mendatar maupun kemerahan yang menonjol. Pada awalnya kemerahan tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
4.      Dalam waktu 1-2 hari, kemerahan menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan kemerahan di wajah mulai memudar.
5.      Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, kemerahan meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
6.      Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan kemerahan jerawat yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
  1. ETIOLOGI
1.      Menurut  Wilson,Walter R, 2001
Campak disebabkan oleh pleomorphic 100-250 nm virus RNA dari family Paramyxoviridae dan termasuk dalam genus Morbillivirus.
2.      Menurut Kapita selekta Kedokteran Jilid 2
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus.
Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.
3.      Menurut Soedarto 1990
Virus penyebab campak yaitu virus rubeola, mempunyai ukuran diameter 140 milimikron. Virus ini tidak tahan panas (thermolabil), usia paruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 derajat celcius, dan menjadi tidak aktif pada pH dibawah 4,5. kelainan kulit berupa eksantema hanya dapat terjadi pada manusia dan kera. Virus dapat dibiakkan pada berbagai biakan jaringan baik, jaringan primata, nonprimata, maupun embrio ayam. In vitro, virus ini dapat mengaglutinasi eritrosit kera rhesus dan baboon sehingga dapat dihitung titernya. Imunitas yang terdapat sesudah menderita infeksi dengan virus campak akan berlangsung dalam waktu yang yang lama, dan titer yang tinggi dari anti bodi juga didapatkan pada orang dewasa.imunitas sementara akan diperoleh dengan memberikan serum konvalesen atau gamma globulin. Rendahnya angka kesakitan pada bayi dibawah umur 6 bulan disebabkan oleh karena bayi mendapatkan anti bodi dari ibunya melali plasenta.
Pada campak juga menimbulkan kematian, kelainan patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring, dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak (multi nucleated giant cell). Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya adalah akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga terjadi.
4.      Menurut kelompok kami
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan cairan jaringan antara tenggorokan dan hidung. pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.
  1. PATOFISIOLOGI
1.      Menurut Brunner & Suddarth, 2001
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
2.      Menurut Cherry, 2004 & Phillips, 1983
Lesi pada campak terutama terdapat pada kulit. Membran mukosa nasofaring, bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Disekitar kapiler terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Campak ialah terdapatnya distribusi yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah (1) sel Warthin-Findkeley yang ditemukan pada sistem retikuloendotel (adenoid, tonsil, appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul terutama pada epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah bukal dan mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan membran mukosa trakeibronkial. Pneumonitis intersisial karena virus campak menyebabkan terbentuknya sel raksasa dari Hecht. Bronkopneumonia yang terjadi mungkin disebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
Pada kasus encefalomyelitis terdapat demyelinisasi vaskuler dari area di otak dan medula spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan subsdtansia alba dengan inclusion body intranuklear dan intrasitoplasmik pada subacute sclerosing panencephalitis.
3.      Menurut J. Corwin Elizabeth, 1997
Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran cernadan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi limfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.
4.      Menurut kelompok kami
Virus masuk kedalaam tubuh melalui sistem pernapasan,dimana mereka terjadi pembelahan diri secara setempat. Kemudian infeksi menyebar kejaringan limfoid regional, dimana terjadi pembelahan diri selanjutnya. Viremia primer menyebabkan virus, yang kemudian beriplikasi dalam sistem retikuloendotelial. Akhirnya viremia sekunder bersemai pada permukaan epitel tubuh, termasuk kulit, saluran pernapasan dan konjungtiva. Adanya peristiwa diatas timbul penyakit mendadak yang ditandai dengan pilek, demam, batuk, bercak koplik dalam tubuh, kemerahan pada kulit, bintik-bintik dan rasanya gatal-gatal pada kulit.
  1. PENCEGAHAN
1.      Menurut Measles Factsheet, diakses pada 22 November 2013
Penyakit campak dapat menyebar melalui inhalasi (pernafasan) sehingga perlu dilakukan pencegahan, diantaranya :
a.       Saat seseorang terinfeksi campak yaitu pada 4 hari setelah terserang ruam, hal ini penting bahwa penderita tersebut harus tetap tinggal dirumah untuk mengurangi kemungkinan menyebar kepada orang lain.
b.      Perlindungan terbaik melawan campak adalah melalui imunisasi dengan vaksin yang disebut MMR. Vaksin tersebut memberikan perlindungan terbaik terhadap infeksi campak, seperti pada mumps dan rubella.
c.       Vaksin MMR sekarang ini dianjurkan untuk dosis pertama diberikan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia 4 tahun. Dengan demikian, dua dosis MMR memberikan perlindungan terhadap campak hingga lebih 98% dari imunisasi tersebut.
d.      Banyak orang dewasa kebal terhadap campak sebab mereka telah terinfeksi pada waktu anak-anak, pada remaja belum perrnah mendapat campak atau telah menerima imunisasi campak.
e.       Setiap orang yang lahir pada atau setelah tahun 1966 tidak kebal terhadap campak, akan mendapat 2 dosis imunisasi MMR. Vaksin tersebut terutama digunakan oleh pekerja kesehatan, pekerja anak atau orang yang berpergian ke luar negeri.
2.      Menurut Donna L. Wong. 2003
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
3.      Menurut Brunner & Suddarth, 2001
a.       Gamma Globulin
Pemberian gamma globulin atau serum konvalesens selama masa inkubasi dapat mencegah dan memperingan manifestasi klinik campak. Pemberiannya melalui suntikan intramuskuler dengan dosis yang sesuai dengan umur penderita. Dengan pemberian gamma globulin tidak terjadi imunitas yang efektif, melainkan hanya mengurangi gejala-gejala klinik yang timbul.
b.      Vaksinasi
Vaksin yang dibuat dari virus hidup dan dilemahkan sehingga tidak virulen lagi ini diberikan melalui suntikan subkutan. Sebagian dari penerima vaksin akan mengalami infeksi ringan campak tanpa mengalami gangguan pada alat pernapasan dan sistem saraf pusat serta mengalami ruam kulit yang ringan dan tidak tetap. Juga dilakukan dengan pemberian ”live attenuated meales vaccine” mula-mula digunakan strain Edmonston B, tetapi karena ”strain” ini menyebabkan panas tinggi dan eksantem pada hari ke-7 sampai hari ke-10 setelah vaksinasi, maka strain Edmonston B diberikan bersama-sama dengan globulin gamma pada lengan yang lain. Sekarang digunakan starin Schwars dan Moraten dan tidak diberikan globulin gamma. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksi morbili tersebut pada anak umur 15 bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk anti bodi secara baik karena masih ada anti bodi dari ibu. Tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal didaerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada umur 15 bulan.
4.      Menurut kelompok kami
Pencegahan untuk penyakit campak yaitu
a.       Kami seorang tenaga kesehatan melakukan seperti  penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b.      Melakukan imunisasi sedini mungkin yaitu pada anak-anak dan bayi.
c.       Pemberian vaksinasi kepada masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari penyakit camapak.
d.      Pemberian Gamma Globulin
BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Campak merupakan penyakit infeksi ystem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Gejalanya diantaranya demem, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythema maculopapular. Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan vaksin MMR. Vaksinasi dosis pertama dapat dilakukan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia 4 tahun. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak sebab campak bersifat self limiting disease (dapat semuh dengan sendirinya) sehingga tidak ada rehabilitasi pada penderita. Pengobatan dapat dilakukan bagi penderita jika disertai dengan komplikasi misalnya konjungtivitis dengan vitamin A, demam dengan memberikan parasetamol.Prognosis dari campak campak baik jika tidak terjadi komplikasi.
  1. SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika  anak  belum  waktunya  menerima  imunisasi  campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.